Senin, 31 Desember 2012

Kurikulum Bingung

Entah apa maksudnya, atau untuk kepentingan siapa yang termuat dalam kurikulum Pendidikan Kewarganegraan (PKn) tingkat SMP. Beberapa hal banyak menuntut kompetensi siswa yang jauh dari dunianya. Bagaimana tidak,  siswa kelas VIII sudah dipaksa harus membayangkan fungsi dan peran DPR, Proses dan Tahapan Pembuatan Peraturan PerUndang-Undangan , Proses Amandemen dan alasan amandemen UUD 1945.
Hal-hal seperti yang begini ini yang tidak berorientasi pada kepentingan siswa. Hanya sedikit siswa yang terpaksa tertarik untuk mempelajarinya, kebanyakan hanya berusaha menghormati gurunya agar tidak kena hukuman bukan karena merasa berkepentingan, akibatnya jika sudah ganti pelajaran atau jika sudah keluar kelas langsung terlupakan apalagi jika sudah terhalang hari dan minggu. artinya pada pertemuan berikutnya mungkin kembali ke nol lagi.
kira-kira itulah yang terjadi jika kurikulum tidak seseuai dengan kepentingan, tingkat perkembangan  dan lingkungan siswa, siswa hanya pura-pura belajar, siswa dengan rasa hormatnya hanya pura-pura menurut.
Padahal dalam hatinya sudah ingin segera mengakhiri, ingin segera ke luar beristirahat, bertemu teman lain kelasnya, mengobrol, berbagi pengalaman, saling bercerita, memberi nasihat, kritik saran (saling ledek), membuat kesepakatan kadang diskusi tentang bebagai hal termasuk kejenuhannya didalam kelas. 

Read More...

Kamis, 27 Mei 2010

Prestasi

Juara I Atletikputri cabang Lompat Jauh atas nama Hani Suhaeni pada PORSENI anatar MTs se Kab.Garut
Juara II atletik Putri cabang lari 100 m atas nama Hani Suhaeni pada PORSENI anatar MTs se Kab.Garut
Juara II Volley Ball Putri pada PORSENI anatar MTs se Kab.Garut
Juara II lomba Pencak Silat Putra pada PORSENI anatar MTs se Kab.Garut
Read More...

Kamis, 24 Desember 2009

Densus 88 berhasil menangkap Baridin mertua Nurdin M Top

Baridin yang merupakan pemilik Pondok Pesantren Al-Muaddib, Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah yang juga adalah mertua dari Nurdin M Top. Pada hari ini kamis 24 Desember 2009 sekitar pukul 02.00 wib tertangkap oleh pasukan Densus 88 di Kampung Banyu Asin RT 03/10, Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut.

Baru tinggl selama tiga bulan, di kampung itu Baridin memakai nama Didin Burhanuddin alias Usmani, . Untuk menghilangkan jejak dari pihak kepolisian, Baridin menyamar sebagai penjual lahang atau air aren.

Read More...

Kamis, 19 November 2009

Nenek Minah Mendapatkan Penegakan Hukum, Keadilan, dan kepedulian sosial sekaligus

BANYUMAS--Setelah menjalani proses hukum yang melelahkan, nenek Minah (55) warga Dusun Sidoharjo Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, akhirnya bisa pulang ke rumahnya tanpa harus menjalani pengapnya sel penjara. Majelis hakim Pengadilan Negeri Purwokerto yang menyidangkan perkaranya, Kamis (19/11), memang memutuskan Minah terbukti bersalah melakukan pencurian 3 butir buah kakao dan diputus hukuman 1 bulan 15 hari penjara.

Namun dalam putusan itu juga disebutkan, Minah tidak perlu menjalani hukuman tersebut, kecuali bila selama 3 bulan masa percobaan, nenek Minah kembali tersangkut masalah pidana. Bila hal ini terjadi, maka yang bersangkutan wajib menjalani hukuman 1 bulan 15 hari tersebut. Selain itu, Nenek Minah juga hanya diminta membayar ongkos perkara sebesar Rp 1.000.

Persidangan nenek dari tujuh orang anak dan belasan cucu ini, mengundang banyak perhatian masyarakat. Berbagai kalangan LSM di Banyumas, seperti dari Yayasan Babat, Lembaga Pengembangan dan Penelitian Sumber Daya Tanah dan Lingkungan Hidup (LPPSDTLH), Rumah Aspirasi Budiman, Paguyuban Petani Banyumas (PPB) dan Petisi 28.

Setelah sidang ditutup, warga yang memadati ruang sidang tersebut pun sontak bertepuk tangan. Nenek Minah yang diminta berdiri mendengar putusan tersebut, terlihat melontarkan senyum bersahaja. ''Ibu Minah bisa memahami keputusan ini?'' tanya Ketua Majelis Hakim Muslich Bambang Luqnowo yang membaca putusan itu. Nenek Minah pun menjawab, ''Nggih, pak hakim. Matur nuwun,'' jawabnya.

Dengan kesederhanaannya, Nenek Minah pun langsung keluar ruang sidang begitu sidang ditutup hendak langsung menumpang kendaraan umum untuk pulang ke rumahnya di Desa Darmakradenan yang berjarak sekitar 40 kilometer dari gedung pengadilan. Dia lupa tidak bersalaman dengan dengan para hakim dan jaksa di ruang sidang.

Namun sebelum sempat keluar dari komplek pengadilan, langkahnya dihadang oleh para aktivis LSM yang memberikan ucapan selamat. Bahkan salah seorang aktivis menyerahkan uang yang dikumpulkan dari para pengunjung sidang. ''Niki ngge sangu kondur, mbah (Ini buat bekal pulang, mbah,'' kata seorang aktivis LSM tersebut.

Begitu sidang ditutup, beberapa LSM memang langsung mengedarkan kardus untuk diisi sumbangan dari para pengunjung. Tak terkecuali, para hakim yang baru menyidangkan perkara nenek Minah itu, juga ikut menyumbang. Hasil sumbangan ini yang kemudian diserahkan pada nenek Minah. http://www.republika.co.id
Read More...

Senin, 02 November 2009

Disini,, Saat ini

sponsor by http://komisiprima.comNew Page 1

Mataku terpaku pada suatu tempat ,, menatap ,, membayangkan ..
Dulu aku berada disini ,,
tak sendiri ,,
bersama dia ..

Tapi kini aku hanya sendiri ..
Hanya dapat membayangkan semua kenangan itu ..

Tepi jalan yang sepi ..
Jalan dmana jarang terdapat orang ..
Jalan dmana kita duduk berdua ,, bertatap muka ,, saling menggenggam tangan ,,
yang berartikan kasih ,,
tak ingin terpisah ..

Getaran genggam tanganmu kini tak terasa ,, kini hanya bayangan .. khayalan ..
Disini aku berfikir ,,
apakah harus berakhir secepat ini ??
Apakah harus kuucapkan salam perpisahan itu hari ini ??
Aku masih berfikir ..
Bisakah aku menjalani hari2 ini tanpamu ..

Bila ku pertahankan ,,
tidak hanya aku yang merasa tersakiti ,, tapi mereka juga ..
Mereka yang tak ingin melihatku merasa tersakiti ..
Sungguh sulit bagiku meninggalkan semua ini ..
Namun aku harus bisa ..

Saat ini ku masih bisa bertahan ,,
hingga cinta yang lain menjemputku ..

Di tempat ini ,, saat ini ..
Kuyakinkah hatiku ,,
bahwa aku harus meninggalkan semua ini ,,
aku harus ucapkan itu ..
Mungkin semua ini jalan terbaik ..
Sebaik kenangan dijalan ini ..

Read More...

Kamis, 29 Oktober 2009

Belum Ada Judul

by: Tsani Murpina

New Page 1

ketika cinta mulai bersemi ,,

katamu dia adalah aku ..

kataku dia adalah engkau ..

tapi stelah cinta tiada kita bungkam ,,

hingga kini tiada kata kata yg terucap ..

matahari menyibak gelap terasa lama ..

janganlah kau takut untuk tersenyum ..

beku dijiwa ini telah larut bagai es yg mencair ..

haruskah bersedih karna ditinggal purnama ??

takan harus tertangisi dia yg ingin ditangisi ..

buang semua cinta yg lepuh dan rapuh ..
kan kuhapus semua tentang cinta ,,

aku terluka dan masih tersemat dihati ..

kini tak ku birkan terulang lagi ,,

untuk apa ada cinta bila harus menorehkan luka ..
dulu kau berikan mawar untukku ,,

dan sekarang duri mawar itu menusuk hatiku ..

aku bisa memaafkanmu ,,

jika kau bersungguh dan berjanji untuk tidak lagi menyuruhku untuk berharap ..

Read More...

Senin, 26 Oktober 2009

Amanat dibalik Ikrar Sumpah Pemuda

New Page 2

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi

Pertama :

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.

Kedua :

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.

Ketiga :

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA



sumber : http://www.museumsumpahpemuda.go.id


Read More...

Panitia Kongres Pemoeda

New Page 1

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Peserta :

  • Abdul Muthalib Sangadji
  • Purnama Wulan
  • Abdul Rachman
  • Raden Soeharto
  • Abu Hanifah
  • Raden Soekamso
  • Adnan Kapau Gani
  • Ramelan
  • Amir (Dienaren van Indie)
  • Saerun (Keng Po)
  • Anta Permana
  • Sahardjo
  • Anwari
  • Sarbini
  • Arnold Manonutu
  • Sarmidi Mangunsarkoro
  • Assaat
  • Sartono
  • Bahder Djohan
  • S.M. Kartosoewirjo
  • Dali
  • Setiawan
  • Darsa
  • Sigit (Indonesische Studieclub)
  • Dien Pantouw
  • Siti Sundari
  • Djuanda
  • Sjahpuddin Latif
  • Dr.Pijper
  • Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
  • Emma Puradiredja
  • Soejono Djoenoed Poeponegoro
  • Halim
  • R.M. Djoko Marsaid
  • Hamami
  • Soekamto
  • Jo Tumbuhan
  • Soekmono
  • Joesoepadi
  • Soekowati (Volksraad)
  • Jos Masdani
  • Soemanang
  • Kadir
  • Soemarto
  • Karto Menggolo
  • Soenario (PAPI & INPO)
  • Kasman Singodimedjo
  • Soerjadi
  • Koentjoro Poerbopranoto
  • Soewadji Prawirohardjo
  • Martakusuma
  • Soewirjo
  • Masmoen Rasid
  • Soeworo
  • Mohammad Ali Hanafiah
  • Suhara
  • Mohammad Nazif
  • Sujono (Volksraad)
  • Mohammad Roem
  • Sulaeman
  • Mohammad Tabrani
  • Suwarni
  • Mohammad Tamzil
  • Tjahija
  • Muhidin (Pasundan)
  • Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
  • Mukarno
  • Wilopo
  • Muwardi
  • Wage Rudolf Soepratman
  • Nona Tumbel
Read More...